- Papan dudukan dibuat seperti pada gambar.
- Ketam sawah dimatikan dan dibiarkan hingga membusuk. Ketam ini dapat dicari di pematang pematang sawah. Papan yang dilengkapi dengan tiang penancapnya dipasang di setiap sudut atau tengah-tengah petakan.
- Sebelumnya, papan diolesi terlebih dahulu dengan zat perekat. Selanjutnya bangkai ketam sawah diletakkan di atas papan dengan cara diikat agar tidak mudah jatuh.
- Walang sangit pun akan segera mengerumuni bangkai ketam dan terperangkap oleh zat perekat tersebut.
Ini kisah petani rawa lebak di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Hulu
Sungai Utara, Kalimantan Selatan, di masa silam. Mengumpulkan kulit
jengkol Phitecellobium lobatum dari ladang, pasar tradisional, atau
dapur lalu menyebarkannya di sawah. Sawah pun bebas dari serangan tikus.
Itu merupakan teknik lama mengusir tikus yang digunakan secara
turun-temurun oleh petani di Tanah Banua. Selama berabad-abad di masa
silam tak pernah terjadi ledakan hama tikus.
Seiring waktu berjalan, cara sederhana tersebut tergusur oleh
kehadiran rodentisida (racun tikus) sintetis yang praktis digunakan.
Berbeda dengan racun atau perangkap, kulit jengkol tidak membunuh
tikus. Aroma yang dikeluarkan kulit jengkol membuat tikus tidak betah. Maka ketika diletakkan kulit jengkol di lubang tikus di sawah, mereka akan menghindar dari area tersebut.
Cara lain, dengan menghancurkan kulit jengkol, melarutkannya dalam
air, lalu menyemprotkan larutan kulit jengkol ke lahan. Dengan demikian
tikus menghindar dari sawah. Namun, memang cara ini lebih merepotkan
bagi petani zaman sekarang.
Meski demikian, berdasarkan riset Balai Penelitian Pertanian Lahan
Rawa (Balittra), Banjarbaru, Kalimantan Selatan, cara kedua justru
bermanfaat ganda. Larutan jengkol juga bersifat insektisida.
Hasil pengamatan Balittra menunjukkan, sayuran yang disemprot larutan
kulit jengkol berdosis 1,5—2,0 g/liter air terbebas dari tikus, hama
penggerek batang padi, hama putih palsu, hama putih ulat grayak, ulat
jengkal, ulat buah dan ulat plutella.
Berbeda dengan area yang tidak menggunakan larutan jengkol, lahan
tersebut terserang hama tikus, penggerek batang padi, ulat grayak, ulat
jengkal, hama putih palsu, dan hama putih dengan tingkat kerusakan 35-
75%. Keampuhan kulit jengkol sebagai rodentisida dan insektisida setara
senyawa kimia antikoagulan berbahan aktif Bromadiolone.




